ANSOR GRATI: Grati - Mentari pagi menyapa bumi pertiwi, jauh sebelum pekik kemerdekaan menggema di angkasa. Di tengah gejolak zaman penjajahan, ketika bara perlawanan membara dalam dada para ulama dan santri, lahir sebuah gerakan pemuda yang kelak menjadi tulang punggung penjaga tradisi dan pilar bangsa: Gerakan Pemuda Ansor.
Kelahirannya tidaklah tiba-tiba, melainkan buah dari kesadaran akan pentingnya peran pemuda dalam meneruskan perjuangan para pendahulu. Nahdlatul Ulama (NU), organisasi para ulama yang gigih mempertahankan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah dan semangat nasionalisme, menyadari betul potensi besar yang terpendam dalam diri para pemuda. Mereka adalah generasi penerus, pewaris cita-cita luhur, dan garda terdepan dalam menghadapi tantangan zaman.
Sebelum nama "Ansor" tersemat, benih-benih gerakan ini telah tumbuh subur di berbagai daerah. Semangat hubbul wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) yang didengungkan para kiai NU, meresap kuat dalam jiwa para pemuda. Mereka aktif dalam berbagai kegiatan sosial, keagamaan, dan bahkan secara diam-diam turut serta dalam upaya-upaya perlawanan terhadap penjajah.
Pada tahun 1934, sebuah tonggak penting tercatat dalam sejarah. Di bawah naungan NU, dibentuklah Ansor Nahdlatul Ulama (ANU) sebagai wadah resmi bagi para pemuda NU. Nama "Ansor" sendiri diambil dari kaum Anshar di Madinah yang dengan gigih membela dan menolong perjuangan Nabi Muhammad SAW. Nama ini mengandung harapan dan semangat yang membara: menjadi penolong dan pembela agama, bangsa, dan negara.
Meskipun dilahirkan di tengah keterbatasan dan tekanan penjajah, semangat ANU tidak pernah surut. Mereka bergerak dengan organisasi yang sederhana namun solid, membangun jaringan di berbagai pesantren dan perkampungan. Kegiatan mereka tidak hanya terbatas pada forum-forum diskusi keagamaan, tetapi juga merambah pada upaya pemberdayaan masyarakat, pendidikan, dan menanamkan rasa cinta tanah air.
Di masa-masa sulit sebelum kemerdekaan, ANU menjadi salah satu motor penggerak semangat nasionalisme di kalangan pemuda Islam. Mereka turut serta dalam berbagai forum perjuangan, menyuarakan aspirasi bangsa, dan menolak segala bentuk penindasan. Jiwa patriotisme yang ditanamkan para kiai NU, bersemi dalam setiap gerak dan langkah anggota ANU.
ANU menjadi wadah bagi para pemuda yang memiliki semangat membara, kecintaan pada agama dan bangsa, serta kesadaran akan tanggung jawab sebagai generasi penerus. Mereka adalah barisan muda yang siap siaga, menjadi khadimul ulama (pelayan ulama) dan harrasul ummah (penjaga umat).
Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor sebelum kemerdekaan Indonesia adalah bukti nyata akan peran strategis pemuda dalam sejarah bangsa. Mereka tidak hanya menjadi saksi bisu perjuangan, tetapi juga aktor aktif yang turut mewarnai dan mengukir jalan menuju kemerdekaan. Semangat Ansor yang lahir dari rahim NU, dengan landasan agama yang kuat dan cinta tanah air yang mendalam, terus berkobar dan menjadi warisan berharga bagi generasi-generasi selanjutnya dalam menjaga kedaulatan dan memajukan Indonesia. Kisah ini adalah pengingat bahwa jauh sebelum merdeka, telah ada barisan pemuda yang siap menjadi garda bangsa, sebuah semangat yang relevan hingga kini.
Penulis: Jainulloh